Co-sleeping masih popular di kalangan masyarakat Indonesia. Moms yang baru melahirkan, biasanya memilih untuk menidurkan bayi di ranjang yang sama dengannya agar lebih mudah untuk memperhatikan kebutuhan bayinya. Co-sleeping adalah kondisi di mana anak dan orang tua tidur malam bersama orang tuannya di kasur yang sama.
Meskipun masih menuai pro kontra di kalangan para dokter anak, co-sleeping memiliki manfaat bagi peningkatan bonding orang tua dan anak. Kedekatan fisik anak dengan orang tua saat tidur pada malam hari membuat anak merasa lebih nyaman dan jarang terbangun. Sayangnya, co-sleeping jika tidak dilakukan dengan benar dapat mengancam jiwa anak. Risiko terjadinya Sudden Infant Death Syndrome (SIDS) karena anak tertindih orang tua atau bahkan tercekik karena orang tua yang terlalu lelap tidurnya bisa saja terjadi.
Nah, bagi Moms & Dads yang memang masih belum memungkinkan untuk tidur terpisah dengan anak tidak masalah. Simak hal-hal berikut ini yang perlu Moms & Dads perhatikan agar anak dapat tidur dengan aman dan nyaman bersama orang tua.
1. Pastikan orang tua sehat
Moms & Dads perlu untuk memastikan kondisinya masing-masing sehat karena jika tidak sangat besar kemungkinan anak tertular. Selain itu, tidur anak juga bisa terganggu jika kondisi orang tua tidak sehat. Pastikan orang tua tidak mengonsumsi alcohol atau obat tidur yang membuat orang tua kehilangan kesadaran. Orang tua yang merokok juga sebaiknya tidak tidur bersama anak atau jikapun ingin tidur bersama anak, sebaiknya mandi dan ganti pakaian terlebih dahulu.
2. Perhatikan posisi tidur
Orang tua biasanya ingin menempatkan anak di posisi tengah antara Moms dan Dads. Biasanya tujuannya adalah agar anak bisa merasakan dekat dengan kedua orang tuanya. Namun, hal ini justru meningkatkan risiko anak terhimpit kedua orang tua. Asalkan bisa menjaga posisi tidur, memposisikan anak di tengah tidak selalu jadi masalah.
Sebagai alternatif, anak bisa diposisikan di pojok kasur di sebelah orang tua yang tidak memungkinkan anak terjatuh. Menempatkan bantal agar anak tidak terbentur ke dinding juga dapat dilakukan sebagai tindakan preventif. Biasanya anak suka tidur dengan posisi tengkurap, pastikan posisi tidurnya benar dan perbaiki posisinya menjadi telentang ketika orang tua hendak tidur. Orang tua sebaiknya memposisikan tubuh dengan posisi huruf C dan menghadap anak. Jangan membelakangi anak karena hanya akan meningkatkan risiko orang tua tidur menimpa anak.
3. Berikan batasan
Saat tidur dengan anak yang lebih kecil, Moms & Dads bisa memberikan batasan antara orang tua dan anak. Bisa dengan menempatkan bantal atau guling di antara Moms & Dads. Namun hati-hati karena bantal dan guling ini juga berbahaya jika menutup jalan pernapasan anak.
4. Pilih kasur yang tepat
Memilih tidur di kasur tanpa divan bisa dijadikan bahan pertimbangan. Kasur tanpa divan menjadikan posisi tidur tidak terlalu tinggi sehingga jika anak terjatuh pun tidak akan terlalu berbahaya. Pastikan juga kasur yang dipilih tidak terlalu empuk sehingga tidak membuat anak terganggu tidurnya karena terlalu bergelombang. Perhatikan celah kasur dengan dinding atau sekitarnya agar anak tidak terjepit. Sepraipun harus dipasang baik agar tidak mudah lepas dan mengganggu aktivitas tidur anak dan orang tua.
5. Minimalisir keberadaan barang
Sebaiknya orang tua tidak menempatkan banyak bantal, guling, boneka maupun selimut di atas kasur untuk meminimalisir SIDS. Anak-anak biasanya suka membawa mainan atau buku-bukunya ke kasur saat hendak tidur. Hal ini sebaiknya tidak dijadikan kebiasaan karena akan membahayakan anak saat tidur. Bagi orang tua yang terbiasa membacakan buku saat anak hendak tidur, ingatlah untuk menaruh buku yang telah selesai dibaca di bawah atau di samping Kasur.
6. Atur suhu kamar yang nyaman
Anak kecil cenderung lebih tahan terhadap suhu dingin sehingga jika Moms & Dads lebih menyukai suhu hangat, perlu adanya adjustment. Perhatikan agar ketika sewaktu-waktu suhu meningkat atau turun dan membuat tidak nyaman, Moms & Dads perlu mengatur kembali suhu kamar agar lebih nyaman.
7. Pakaikan pakaian anak yang nyaman
Pakaian anak yang terlalu tebal dapat membuat anak merasa kegerahan sehingga dapat mengganggu tidurnya. Pakaian yang terlalu tipis juga dapat membuat anak kedinginan ketika suhu kamar turun. Perhatikan juga agar anak tidak mengenakan pakaian yang terlalu ketat karena akan mengganggu sirkulasi darahnya. Pakaikan pakaian yang bersih dan nyaman agar tidurnya pulas. Perhatikan juga agar pakaian Moms & Dads juga bersih dan simpel.