Berita terkini, informasi terbaru Ibu Mama Indonesia

Bagaimana Jika Anak Tidur Malam Bersama Orang Tua?

Masih menjadi pembahasan hingga kini apakah sebaiknya anak tidur terpisah dari orang tua? Jika ya, mulai umur berapa sebaiknya anak dimulai untuk sleep training?

Banyak yang beranggapan bahwa idealnya anak tidur terpisah dari orang tua. Bahkan sejak bayi, anak seharusnya sudah tidur di ranjangnya sendiri. Namun kenyataannya di Indonesia co-sleeping cenderung lebih popular. Co-sleeping adalah kondisi di mana orang tua dan anak tidur bersama di satu ranjang yang sama ketika malam hari. Ada begitu banyak alasan orang tua memutuskan untuk co-sleeping di antaranya karena sudah terbiasa dengan kondisi demikian atau bahkan karena tidak memiliki ruangan lain untuk dijadikan kamar anak.

Memang banyak nilai minus ketika anak terbiasa tidur dengan orang tuanya. Tapi jangan berpikir bahwa tidak ada nilai plusnya sama sekali. Berikut ini adalah nilai plus dan minus ketika Moms & Dads memutuskan untuk co-sleeping.

Nilai Minus Anak Tidur dengan Orang Tua

1. Orang tua sulit berduaan

Kondisi ini adalah kondisi yang paling sering dikeluhkan oleh pasangan suami istri yang tidur malam bersama sang anak. Orang tua menjadi sulit bermesraan karena takut sang anak terganggu dan melihat aktivitas sex yang dilakukan kedua orang tuanya.

Orang tua menjadi sulit menentukan waktu yang tepat untuk berhubungan sex. Menunggu anak tertidur di malam hari, biasanya gairah sex sudah turun karena mengantuk. Saat pagi ketika bangun pun harus melakukannya dengan perlahan takut anak terbangun. Tantangannya cukup seru memang, namun orang tua yang terbiasa dengan hal tersebut justru menjadi lebih kreatif. Jangan lupa untuk sesekali beraktivitas sex di kamar hotel ya, Moms & Dads.

2. Perlu adaptasi lebih lama saat waktunya harus tidur terpisah

Anak yang sudah terbiasa tidur bersama orang tua memiliki kecenderungan sulit untuk tidur sendiri di kemudian hari. Namun hal ini bukanlah masalah besar karena akan ada saatnya anak mulai paham batasan dan semakin berani tidur sendiri. Moms & Dads perlu untuk menyampaikan pada anak bahwa akan ada saatnya anak akan tidur terpisah dari orang tua agar ketika waktunya tiba, anak sudah siap dan tidak kaget. Jangan lupa bahwa hal ini tidak bisa begitu saja terjadi. Pelan-pelan dan tenang ya, Moms & Dads.

3. Tingginya risiko SIDS (Sudden Infant Death Syndrome)

SIDS sangat tinggi risikonya ketika anak tidur dengan orang tua. Pada fase deep sleep di mana anak dan orang tua tidur dengan sangat nyenyak di malam hari, ada kemungkinan orang tua tidak aware dengan posisi tidurnya sehingga menimpa sang anak. Anak menjadi kesulitan bernapas sehingga dapat terjadi risiko sindrom kematian bayi mendadak. Bahkan keberadaan bantal, guling hingga boneka pun dapat menindih bayi yang sedang tertidur pulas.

Namun demikian, banyak orang tua dan anak yang berhasil melalui waktu tidur malam bersama tanpa terjadinya SIDS. Co-sleeping tetap dapat menjadi pilihan yang baik asalkan dilakukan dengan benar. Hindari menempatkan banyak bantal, guling dan barang-barang lain di atas Kasur.

4. Anak terlalu bergantung dengan orang tua

Banyak yang beranggapan bahwa anak yang tidur malam bersama orang tua memiliki kecenderungan untuk lebih bergantung pada orang tua. Anak menjadi sulit tidur ketika orang  tua sedang tidak ada di rumah karena kondisi tertentu. Bahkan anak menjadi sering terbangun di malam hari karena keinginannya untuk menyusu di malam hari. Anak hingga usia 2 tahun memang masih aktif menyusu pada sang ibu.

Ada juga orang tua yang merasa terganggu dengan kebiasaan anak menyusu sehingga menjadi sulit tidur. Ketika anak terbangun orang tua pun jadi terbangun. Anak yang tidur bersama orang tua perlu untuk diberikan pengertian yang lebih intensif agar saat waktunya tidur dapat tidur dengan nyenyak tanpa membangunkan orang tua. Sejak sebelum usia 2 tahun pun anak sudah dapat dikomunikasikan tentang penyapihan sehingga anak siap ketika waktunya akan tiba.

Nilai Plus Anak Tidur dengan Orang Tua

1. Memudahkan bayi menyusu

Co-sleeping memang paling popular di kalangan orang tua di Indonesia karena alasan ini. Di awal kelahiran bayi, mereka perlu untuk menyusu setiap 3-4 jam sekali. Frekuensi ini akan berkurang seiring usia bayi yang semakin bertambah. Frekuensi menyusu yang intensif inilah yang membuat orang tua lebih memilih agar anak tidur bersama orang tua. Orang tua tidak perlu repot-repot untuk bangun dan keluar kamar, cukup langsung menyusui bayi di tempat tidur. Apalagi ketika anak rewel karena buang air, orang tua akan lebih repot ketika tidur di ruangan yang berbeda.

2. Menguatkan bonding anak dan orang tua

Bagi balita, kedua orang tuanya adalah sosok yang membuatnya nyaman. Pilihan untuk menerapkan co-sleeping tergolong pilihan yang baik untuk alasan ini karena anak usia dini sedang dalam fase yang membutuhkan kedekatan dengan orang tuanya secara fisik. Apalagi untuk orang tua yang bekerja di luar rumah seharian, pengalaman tidur bersama dapat menguatkan bonding antara orang tua dan anak. Terlebih bagi ayah yang memang kontak fisik dengan anak tidak sebanyak sang ibu yang menyusui anak sejak baru dilahirkan.

3. Meningkatkan perkembangan anak lebih positif

Terkait dengan poin sebelumnya mengenai bonding orang tua dan anak, anak yang memiliki bonding yang kuat dengan orang tua biasanya tumbuh menjadi pribadi yang lebih positif dan percaya diri. Saat sebelum tidur, anak lebih leluasa mengobrol bersama orang tua di kasur. Anak akan terbiasa untuk bercerita lebih banyak dan dalam durasi yang lebih panjang bersama orang tuanya. Hanya saja orang tua sebaiknya menerapkan aturan agar anak tidak membawa mainan ke dalam kamar. Orang tua juga sebaiknya tidak membawa handphone ke dalam kamar agar perhatian dapat lebih terfokus ke anak dan aktivitas tidur. Dengan demikian bonding orang tua dan anak dapat lebih meningkat, anakpun berkembang dengan lebih baik.

So, Moms & Dads kondisi di mana anak tidur malam bersama orang tuanya tidak 100% salah kok. Anak tidur dengan orang tua juga memiliki manfaat yang juga baik kan jika dipikir-pikir. Tenang saja, anak akan siap pada waktunya untuk tidur terpisah dengan orang tua. Jangan dipaksakan kalau anak belum siap ya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *